TANTANGAN REMAJA MUSLIM DI ERA GLOBALISASI
Minggu, 06 Juli 2014
0
komentar
![]() |
| IKATAN REMAJA MASJID NURUL HUDA KEDUSUNAN SEPATNUNGGAL |
Sekarang ini
kita hidup di era globalisasi yang sangat jauh berbeda dengan zamannya para
nabi agung kita, dan mungkin pada zaman saat ini bisa dikatakan
seburuk-buruknya zaman, jikalaau kita bandingkan dengan zamannya Rasulullah SAW
dan para sahabat, hidup mereka selalu dipadati dengan beribadah kepada allah,
akan tetapi pada zaman sekarang para pemuda dan remaja muslim justru hidup
mereka selalu di padati dengan bermaksiat kepada allah, banyak pemuda pada
zaman sekarang bermain hingga larut malam dan berdua-duaan dengan wanita,
padahal islam melarang laki-laki dan wanita tanpa ikatan pernikahan untuk
berdua-duaan Rasulullah SAW bersabda :
لَا يَحْلُوَنَّ اَحَدكُمْ
اِلَّا ثَالِثُهُمَا الشَيْطَان
Tidaklah seseorang di
antara kalian berduaan melainkan ketiganya adalah syetan
dan perbuatan
tersebut termasuk perbuatan zina Allah SWT telah berfirman :
وَلَا تَقْرَبُوْا الزِّنَى
اِنّهُ كَانَ فَحِشَةً وَسَاءَ
سَبِيْلًا
Dan
janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji serta
jalan yang sangat buruk (Q.S Al-isra` : 32)
Ayat ini bukan
hanya melarang kita dari perbuatan zina, tetapi dari segala hal dan perbuatan
yang akan mengarahkan kita kepada perbutan zina tersebut.
Memang hidup di era globalisasi penuh dengan tantangan dan cobaan, untuk
menjadi seorang muslim yang hakiki, dan bukan cuma sebatas islam di lisan atau
KTP saja tetapi ini adalah tantangan untuk menjadi seorang remaja muslim yang
senantiasa mengerjakan perintah-perintah allah dan menjauhi segala larangannya,
pada era globalisasi ini kita akan menghadapi berbagai tantangan yag
harus benar-benar kita selesaikan, karna kalau bukan dari diri sendiri, lalu
siapa yang akan memulai ?
Sebagai
seorang pemuda muslim yang hakiki kita memiliki tantangan yang sangat berat,
yaitu merubah prilaku para pemuda-pemuda muslim saat ini yang belum sesuai
dengan al-qur`an dan sunnah dengan beramal ma`ruf nahi munkar Rasulullah SAW
bersabda :
اِذَا رَأَى مِنْكُمْ
مُنْكَارًا فَيُغَيِّر بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِيْع
فَبِلِسَانِه فَإِنْ لَمْ يَسْيَطِيْع
فَبِقَلْبِه وَذَالِكَ اَضْعَافُ الإِيْمَان
Apabila kalian
melihat sebuah kemunkaran maka rubahlah dengan tangan dan apabila kalian tidak
mampu maka rubahlah dengan lisan dan apabila tidak mampu maka rubahlah dengan
hati maka yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman
Sekarang
marilah kita bersama-sama mengubah prilaku pemuda muslim pada saat ini, karna
hal ini merupakan tugas sekaligus tantangan yang harus kita hadapi di era
globalisasi, dan untuk membalikkan kondisi yang sudah sedemikian parah, umat
Islam harus bekerja ekstra keras. Inilah yang menjadi tanggung jawab kita,
sebagai pemuda muslim, utamanya. Dan, jalan menuju kejayaan itu, sudah
diwariskan oleh para pendahulu kita. Tinggal sekarang, mau atau tidak kita
meneladaninya. Imam Malik Rah pernah mengatakan,
لَنْ تَصْلُحَ هذِهِ
الأُمَّةُ إِلاَّ بِمَا صَلُحَ
بِهِ أَوَّلُهَا
“Umat ini tidak akan
pernah menjadi baik, kecuali dengan menempuh jalan yang telah mengantar para
pendahulunya menuju kesuksesan.”
Meneladani
para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut-tabi’in, serta ulama-ulama yang beristiqamah
di atas manhaj Rasulullah, adalah sebuah keharusan bagi setiap muslim
yang ingin bergabung dalam perjuangan menegakkan Islam.
Dalam
rangkaian perjuangan Islam ini, kita hanya sekedar selingkar mata di antara
rantai mata rantai mata yang tersusun berderet dan memanjang. Sebab, tugas kita
adalah sebatas menjalankan kewajiban berjuang. Hasilnya, kita serahkan kepada
Allah. Ungkapan indah berikut, dari seorang penyair, nampaknya cukup menggugah
kesadaran,
فَعَلَيْكَ بَذْرُ الْحَبِّ لاَ
قَطْفُ الْجَنَى
وَاللهُ لِلسَّاعِيْنَ خَيْرُ
مُعِيْنٍ
Tugasmu menabur
benih, bukan menuai hasil
Dan Allah adalah
sebaik-baik Penolong bagi hamba yang berusaha
Perjuangan ini
memang panjang. Untuk membangun kembali peradaban Islam yang kokoh, kita perlu
bersabar dalam menghadapi tantangan ini. Perlu waktu, banyak bekal dan
persiapan. Nero, seorang kaisar Romawi, pun mengakui bahwa untuk menciptakan
sebuah ‘peradaban besar’ bernama Romawi, tidak semudah membalikkan telapak
tangan. Katanya,
“Rome is not
built in one single night!”
(Romawi tidak
dibangun dalam waktu semalam!)
sumber : http://tanjungakbar.wordpress.com
sumber : http://tanjungakbar.wordpress.com







